Sabtu, 23 Mei 2009

Mereka yang Mati Muda

"Mereka hanya ingin hidup bebas, namun akhirnya mereka mati muda. Mungkin ketika mereka menuju pintu kematian mereka terlihat keindahan membentang hadapan mereka, meski tubuh mereka tertembus peluru."

disini gw bakal sebutin siapa saja manusia yang wafat dalam usia muda. Namun memberikan sebuah makna bagi hidup ini.

1. Soe Hok Gie
Lahir : Jakarta, 17 Desember 1942
Meninggal : Semeru, 16 Desember 1969

(Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan. Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda. Dan yang tersial, adalah mati tua. Berbahagialah mereka yang mati muda karena tidak mendapat kesialan dan penyesalan di hari tua; n.n. filsuf Yunani)

PESAN

Hari ini aku ingat kembali
Wajah-wajah halus yang keras
Yang berbicara tentang kemerdekaan
Dan demokrasi
Dan bercita-cita
Menggulingkan tiran

Aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi

Kawan-kawan
Kuberikan padamu cintaku
Dan maukah kau berjabat tangan
Selalu dalam hidup ini?

Soe Hok Gie
Sinar Harapan
18 Agustus 1973
(Tercecer, dan baru diterbitkan kemudian)

2. Ernesto 'Che' Guevara
lahir : Rosario, Argentina, 14 Juni 1928
Meninggal : Bolivia, 9 Oktober 1967

"Suatu gambaran besar yg berlawanan dengan pribadi itu telah berkembang dalam diriku. Aku masih seorang yang suka menyendiri, yang mencari jalan hidupnya tanpa ada bantuan, tetapi sekarang aku mempunyai perasaan atas tugas bersejarahku. Aku tidak mempunyai rumah, istri, anak2, orang tua maupun saudara : teman2ku adalah teman selama mereka berpikir seperti aku, secara politik, namun aku bahagia, aku merasa penting dalam kehidupan-tidak hanya kekuatan dalam diri yang selama ini selalu kurasakan, tetapi juga suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dan rasa fatalistis absolut misiku yang membebaskanku dari semua ketakutan."

3. Munir Said Thalib
Lahir : Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965
Meninggal : Amesterdam, 7 September 2004

Kematiannya terbilang cukup muda,39 tahun.Saat menjabat Koordinator Kontras namanya melambung sebagai seorang ****ang bagi orang-orang hilang yang diculik pada masa itu. Ketika itu dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari Kopassus. Setelah Pak Harto jatuh, penculikan itu menjadi alasan pencopotan Danjen Kopassus (waktu itu) Prabowo Subianto dan diadilinya para anggota tim Mawar.
Dia pun memperoleh The Right Livelihood Award di Swedia (2000) sebuah penghargaan prestisius yang disebut sebagai Nobel alternatif. Sebelumnya, Majalah Asiaweek (Oktober 1999) menobatkannya menjadi salah seorang dari 20 pemimpin politik muda Asia pada milenium baru dan Man of The Year versi majalah Ummat (1998). Ia mendapat hadiah uang dari Yayasan The Right Livelihood Award sebesar Rp 500 juta. Separoh dari hadiah itu diberikan ke Kontras dan sebagian lagi dikirim kepada ibunya di Malang untuk renovasi rumah.
****ang hak asasi manusia (HAM) itu, pergi untuk selama-lamanya. Bangsa ini kehilangan seorang tokoh muda yang dikenal gigih membela kebenaran sejak Pak Harto masih berkuasa. Kematian pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), itu pun segera mendapat perhatian amat luas di Indonesia.


Nanti akan gw sambung lagi....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar